MUTIARA KHUTBAH
IDUL ADHA 10 DZULHIJJAH 14..... HIJRIYAH
ألله اكــبر X 7 الله اكــبر كــلّما أحرمو ا من الـميقات. وكلّما
لبّ الملـبّون وزيـد فى الحســـنات. وكــلـّما دخـلوا فـجاج مكّة وتلك
الرّ حبات. وكلّما طافوا بالبيت العتيق وضجّة ا لأ صوات بالدّعوات. وكــلّما ســعوا بين المروة والصــّفا وتـلك المشــاعر المفـضّلات. وكلّما
وقفوا خاضعين بعرفات. وكلّما باتوا بمزدليفة وأفاضوا الى منى ورموا تلك الجمــر ات . الله اكـبر . الـحــمد لله . الـحــمد لله .الّذى خــــلق أدم من صلصال كالفخّار. واخطاء بحواره وأسجد له ملا ئكته المقرّبين ا لأ طهار. فسجدوا إ لاّ أبليس أبى فباء باللّعنة والصّغار. أشهد ان لا اله أ لاّ الله وحده لا شر يك له توحيدا لر بنا كما شهد به لنفسه فقال ا نّنى أنا الله لا اله أ لاّ أنا. واشهد انّ سيّدنا محمّدا عبده ورسوله افضل من صلّ ونحر. وحجّ واعتمر. اللّهمّ صلّ وسلّم على سيّدنا محمّد وعلى اله واصحابه الذّ ين أذهب الله عنهم الرّجس وطهّر .
(امّا بعد) فيا ايّها النّاس اتّقو ا الله تعالى. واعلموا أنّ يومكم هذا يوم فضيل, وعيد جليل, وسمّاه الله تعالى يوم الحجّ ا لأكبر.
Maha Besar Allah yang telah membentangkan bumi sebagai tempat kita berkampung halaman, Maha Besar Allah yang telah menggelar langit sebagai atap kita berteduh, Maha Besar Allah yang telah menciptakan matahari yang dengan sinarnya penuh berisi syari’at-syari’at bagi hidup dan kehidupan mahluk alam ini.
Sejak terbenamnya matahari kemarin sore sampai menyingsingnya fajar di pagi hari ini, kaum Muslimin dan Muslimat dari seantero penjuru tanah air, serempak mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid, dengan satu komando yakni komando “iman”, meliputi seluruh angkasa raya, menggelora ke dalam jiwa, hingar bingar hingga mendirikan bulu roma .......... Kecillah kita selaku makhluk yang papa, jiwa ini miskin tak berarti apa, bahkan bergelimang noda dan dosa, hanya rahmad, maghfiroh dan ampunan-Mu Yaa .......... Allah yang kami minta. Kami ibarat segelintir pasir di tengah-tengah padang pasir, bila dibandingkan dengan kebesaran dan keagungan – Mu ........ !
ALLAHU AKBAR ........ 3X WALILLAHIL HAMD .......!
SAUDARA – SAUDARA KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA ...........
Hari ini tanggal 10 Dzulhijjah, kemudian diiringi Ayyaamut Tasyriek tiga hari setelahnya hingga tanggal 13 Dzulhijjah selama empat hari berturut-turut, kita berada di dalam suasana idul adha.
Apabila kalangan selain kaum Muslimin berhari raya adalah merupakan hari bersuka ria, hari berpesta pora, dan hari yang dimeriahkan dengan perayaan yang kadang-kadang menjurus kedalam kemaksiatan, maka kita umat Islam sebagai ”khoiro ummatin” diajarkan oleh agama kita yang suci, pelaksanaannya dimeriahkan dengan berbagai macam ibadah dan amal shaleh, sehingga pelaksanaan hari raya itu, merupakan Syi’ar yang meriah dan penuh kegembiraan, tetapi tetap pada garis kesucian dan kemurniannya menurut ajaran agama.
Pada hari ini pula Allah swt. memerintahkan kepada kita untuk melaksanakan ibadah yang bukan saja berupa ibadah qalbiyyah (murni pekerjaan hati) semata, bukan saja ibadah badaniyyah dan ibadah maliyah belaka, namun ketiga macam ibadah ini terkombinasikan menjadi satu paket sebagaimana tercermin pada hari ini. Sehingga patutlah kiranya Allah menyebut hari ini dengan “ ‘IIDUN JALIIL”, (lebaran yang agung), juga dengan nama “YAUMA HAJJIL AKBAR” (Hari ibadah haji yang agung) dimana pada hari ini saudara-saudara kita yang tengah melaksanakan ibadah haji, berkumpul di Tanah Mina untuk menyempurnakan ibadah haji mereka dengan mendekatkan diri kepada Allah serta melaksanakan ‘Sunnata Abiihim Ibrohim Kholiilullah ’Alaihi Al Sholatu Wa al Salam, dengan menyembelih hayawanan korban.
ALLAHU AKBAR ....... 3X WALILLAHIL HAMD
HADIRIN KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT SIDANG IDUL ADHA RAHIMAKUMULLAH .......
Pada hari yang agung ini setidaknya ada dua ibadah yang diperintahkan oleh Allah swt. kepada kita yakni melaksanakan shalat Ied dan menyembelih hayawan qurban dengan ketentuan perintah yang berstatus hukum SUNNAH MU’AKKADAH, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala dalam Al Qur’an surat Al Kautsar ayat 1 sampai 3 :
إنّ أعـطينك كـالكوثر. فصــلّ لر بّك وانحر . انّ شـانئك هو ا لأبتر
Artinya : “Sesungguhnya kami telah memberikan kenikmatan yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu (Muhammad) dialah yang terputus.”
Dengan ini mudah-mudahan shalat Ied yang baru saja kita laksanakan bersama-sama diterima oleh Alloh SWT, serta memberikan kesan yang mendalam untuk ketentraman jiwa kita, dan kekuatan iman di dalam menempuh segala perjuangan hidup demi Izzul Islam Wal Muslimien, kejayaan agama, nusa dan bangsa juga kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Amin .....Amin ........... Amin Yaa Rabbal ‘Alamien ......
ALLAHU AKBAR ......... 3X WALILLAHIL HAMD .......
Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia ..........
Sesudah shalat ‘Ied kita perintahkan oleh Allah Ta’ala untuk melaksanakan Syari’at kurban yang bermula dari kisah Nabi Ibrahim as. yang berpuncak pada kerelaannya untuk menyembelih putra tercintanya Isma’il untuk memebuhi perintah Allah swt.
Pada suatu hari Nabi Ibrahim bersama istri tercintanya Dewi Hajar dan putranya Isma’il ketika itu masih berumur dua tahun, hijrah dari tempat tinggalnya di Persia (Tanah Yaman), menuju Makkah, yang oleh Allah dikisahkan di dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 37 dengan istilah BIWAADIN GHOIRI DZI ZAR’IN ‘INDA BAITIKAL MUHARRAM’ pada sebuah jurang yang tandus tanpa tetumbuhan dan penghuni di dekat Baitullah Al Muharram dengan tujuan suatu saat nanti akan membangun kembali ka’bah yang tatkala itu tinggal pondasinya yang terpendam pasir, sedangkan ka’bahnya diangkat oleh Allah Azza Wa Jalla tatkala terjadi banjir bandang pada masa Nabi Nuh as.
Di sanalah kemudian turun perintah Allah melalui mimpi nyata Nabi Ibrahim selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 8 sampai tanggal 10 Dzulhijjah yang kemudian dikenal dan populer dengan nama hari Tarwiyyah, hari Arofah dan Yauman Nahriy atau hari Idul Adha. Hal ini dikisahkan dalam Al- Qur’an surat Al Shoffat ayat 101 – 108
فبشّرنه بغلام حليم. فلمّا بلغ معه السّعى قال يا بنيّ إنىّ آرى فى المنام ا نّى اذبحك فانطر ما ذا ترى. قال يا ءبت إفعل ما تؤ مر. ستجدنى أن شآءالله من الــــــصّابر ين. فلـــماّ اســـلم وتلّه للـجــبين.وندينــه ان يآإبر اهـيم .
قدّ صدقت الرّء يا. انّا كذلك نجز ى المحسنين. انّ هذا لهو البلؤا المبين. وفديـــــــنه بذبح عظــيم. وتركــنا عليه فى ا لأخـر ين.
Artinya : “Dan aku beri engkau wahai Ibrahim suatu kegembiraan dengan seorang anak yang cerdik, maka ketika anak itu telah tampak sanggup membantu ayahandanya (umur 7 tahun). Berkatalah Ibrahim kepada putranya : “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu”, maka fikirkanlah, bagaimana pendapatmu. Ia pun menjawab : “Wahai Ayahku .......! kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada mu, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan putranya atas pelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya) ....... dan kami pangillah Dia. Hai Ibrahim ! sesungguhnya kami membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang kemudian.”
ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD .......
Pada kisah di atas Nabi Ibrahim benar-benar diuji oleh Allah swt. apakah cinta dan sayangnya terhadap putranya melebihi dari cinta dan imannya kepada Allah Ta’ala yang disembahnya. Rupanya Nabi Ibrahim konsisten pada pilihan rela berpisah dengan putra kandungnya sendiri, asal saja perintah Allah dapat ia junjung dan ditaati. Dari kisah peristiwa tersebut lahir pulalah syari’at qurban sebagai ujian keimanan dan ketaqwaan, keteguhan hati dan kerelaan berkorban.
Lalu pertanyaannya kemudian adalah : “Apakah hal ini berbekas pula bagi umat islam sekarang .......?” Kita semua diminta untuk memberikan jawaban sejujur-jujurnya. Dan berusaha menjelmakannya pada semua aspek kehidupan kita.
Paling tidak hal ini dapat kita ukur dari sejauhmana empat golongan masyarakat sebagai tiang penegak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagaimana pernyataan Rasulullah saw. dalam sebuah haditsnya :
قوّة البلاد بأربعة : بعلم العلمآء وبعدل العمر آء وبشخاوة ا لأغنيآء وبدعـــآء الـفقـــــر آء
Artinya : “Kekuatan suatu negara bergantung kepada empat golongan, yaitu dengan ilmunya, alim ulama, dan cerdik pandai. Dengan kebijaksanaan dan keadilan para penguasanya, dengan kemurahan hati orang-orang kaya, dan dengan do’a, dorongan dan respon dari kaum fakir miskin.”
Lebih jelasnya :
1. Alim Ulama, kaum cerdik pandai dengan ilmunya bertanggung jawab mencerdaskan rakyat agar mengerti dan sadar akan hak dan kewajibannya.
2. Kaum penguasa dengan kekuasaannya berkewajiban melindungi kepentingan rakyat banyak, mencanangkan undang-undang dan peraturan mengedepankan supremisi hukum dan meletakkannya berada di atas kekuasaan sehingga keadilan benar-benar terwujud.
3. Orang kaya dengan kekayaannya seharusnya bersedia menolong dluafa’ kaum lemah, fakir miskin dan;
4. Kaum lemah atau rakyat banyak dengan do’anya, dorongannya dan responnya ikut serta membantu pemerintah dalam mensukseskan program dan cita-citanya menuju masyarakat yang makmur dalam keadilan dan adil dalam kejayaan.
5.
Dengan kata lain keempat golongan ini telah harus saling pengertian, mewarisi watak keberanian untuk rela mengorbankan kepentingan pribadi, kepentingan keluarga, kepentingan golongan dan seterusnya dan sebagainya ............. demi kepentingan yang lebih besar, yakni bahu membahu dan bekerja sama melaksanakan tugas-tugas Nasional menuju cita-cita menjadi bangsa yang besar, bangsa yang tangguh, aman sentausa, adil dan makmur penuh ampunan Allah swt. segera akan terwujud. Amin ...... Amin ........ Amin ........ Yaa Robbal ‘Alamin.
Dari sini pula dapatlah difahami bahwa; pengorbanan diminta bukan hanya perasaan dan sikap, tetapi juga jiwa dan raga demi kelangsungan Izzul Islam wa al-Muslimin yang Ya’lu wa laa Yu’la ‘Alaihi dan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara dengan segala tanggung jawabnya.
Pengorbanan sedemikian dari angkatan muda Islam sungguh diminta lebih banyak, karena merekalah sebagai pemegang estafet perjuangan, dan ditangan mereka segala urusan umat di masa mendatang sangat menentukan :
فى يد الشّبّان أمر ا لأمّة. وان تقدّمتم تقدّمت وان تأخرثمّ تأخّرت
Artinya : “Di tangan pemudalah segala urusan umat di masa mendatang. Bila mereka maju, majulah umat, dan bila mereka mundur maka mundurl dan hancurlah umat”.
(Demikianlah statemen/pernyataan menumental Imamuna Al Syafi’i Ra )
ALLOHU AKBAR ......... 3X WALILLAHIL HAMD
HADIRIN SIDANG JUM’AH IDUL ADHA YANG BERBAHAGIA ...........
Bukan tanpa tujuan kita berkumpul pada hari ini, - di sini – paling tidak ada tiga ajakan suci yang perlu kami sampaikan :
PERTAMA : Kita berkewajiban mencoba menguji kembali ketaqwaan dan ketaatan kita kepada Allah swt. untuk menanamkan kembali karakter jiwa pada kerelaan berkorban dalam arti yang seluas-luasnya.
KEDUA : Kita berkewajiban untuk mengontrol kembali nilai-nilai rohaniyah yang kita miliki, saat ini yang yaqin telah goyah karena cobaan kehidupan modern, sebagai efek samping dari kemajuan sains/ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang mempesonakan kita.
KETIGA : Marilah kita bangun kembali kebersamaan, persatuan dan kesatuan, membulatkan tekad bahwa pembangunan lahiriyah dan batiniyah sebenarnya saling kuat menguatkan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Ketiga ajakan mulia ini akan terasa sangat penting bagi kita sebagai bangsa yang tengah membangun kembali sendi-sendi kehidupan yang telah porak poranda, dalam rangka memenuhi kewajiban Ilahiyyah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt. :
هو أنشاء كـــم من ا لأرض واســتعمر كــــم فـيها
Artinya : “Dia (Allah) telah menciptakan kalian semua (Manusia) dari bumi (Tanah) dan aku menjadikan kalian semua sebagai pemakmurannya.” (Qs. Hud : 61)
ALLAHU AKBAR .........3X WALILLAHIL HAMD.......
Idul Adha sebagai pelambang satu kesatuan umat, kesatuan yang merupakan syarat mutlaq bagi keberhasilan dan lancarnya setiap usaha bersama. Hari ini tercermin di lapangan padang Arafah, jutaan kaum Muslimin dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai tingkat/strata sosial, dari berbagai negara yang berbeda sistem politiknya, peradabannya, adat istiadatnya, telah terkumpul menerima panggilan Allah. Lapangan Arofah merupakan daerah terbuka dan daerah damai, berhentilah di sana segala macam persengketaan, terbuka daerah itu bagi lawan dan kawan untuk melakukan ibadah yang sama, dalam satu bahasa, dalam satu etika dan tata cara, dengan satu tekad mereka pula menyerukan :
لــبيك اللّهــمّ لبيك . لبيك لا شــر يك لك لبّيك. انّ الـحمد والنّعمة لك والملك لا شــريك لك.
HADIRIN SIDANG IDUL ADHA RAHIMAKUMULLAH ......
Penyembelihan hayawan qurban sebagai salah satu bentuk realisasi dari mengikuti tuntunan/ sunnah Nabi Ibrahim as. menjadi syari’at islam yang abadi sampai akhir Zaman, dalam kesempatan ini pula, kiranya perlu kami sampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan penyembelihan hayawan qurban :
Pertama : Hukum melaksanakan penyembelihan menurut pendapat yang di pilih adalah “sunnah mu’akkadah”, kecuali bila dinadzari, maka menjadi wajib.
Kedua : Hayawan yang dapat dijadikan qurban adalah :
1. Badanah (onta) baik ‘Irbiy maupun Bukhotiy (yang memiliki dua punu’ : Jawa) .
2. Baqorun (sapi/lembu) termasuk di dalamnya adalah kerbau.
3. Kabsun (kambing) yaitu kambing, domba yang telah berumur 1 tahun, atau kambing jawa/kambing kacang yang telah berumur 18 bulan.
Ketiga : Tentang waktu penyembelihannya adalah setelah shalat Idul Adha hingga tenggelamnya matahari pada hari ketiga dari Ayyamul Al Tasyriek (tanggal 13 Dzulhijjah).
Keempat : Ketentuan penisbatan hak uduniyyah adalah seekor kambing untuk satu orang, dan seekor sapi, kerbau atau onta adalah untuk tujuh orang.
Kelima : Tatkala akan menyembelih qurban disunnahkan membaca basmalah dan takbir :
Bismillahir Rohmanir Rohiem, Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd
Terakhir : Tentang etika pembagian daging hayawan qurban adalah sebagai berikut : Bagi orang yang mengorbankan hayawannya maka sebaiknya membagi tiga bagian pada daging udhiyyahnya, 1/3 untuk dimakan sendiri, 1/3 untuk dishadaqahkan kepada fakir miskin. Dan 1/3 nya lagi dihadiahkan kepada siapa saja.
Namun apabila udhiyyahnya wajibah sebab di nadzari maka semuanya harus dishadaqahkan kepada fakir miskin, kecuali bagi yang mengorbankannya di perkenankan mengambil beberapa kerat daging saja untuk sekedar “tabarrukan” (ngalap berkah).
Dan dilarang menjual hayawan qurban baik berupa kulit, tulang maupun bulunya, kecuali bila telah diserah terimakan kepada yang berhak menerimanya, juga tidaklah diperkenankan mengambil kepalanya atau sebagian dagingnya untuk upah bagi penyembelihnya.
HADIRIN SIDANG IDUL ADHA YANG DIMULYAKAN ALLAH ..........
Sebagai akhir dari rangkaian khutbah kami, marilah kita sama-sama memanjatkan do’a mudah-mudahan apa yang menjadi amal ibadah kita bersama benar-benar diterima oleh Allah swt. Amien.
Disamping itu juga mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan kepada saudara-saudara kita yang tengah melakukan ibadah haji, moga-moga mereka berpredikat sebagai
Dan mudah-mudahan pula Allah sebagai HAJJAN MABRUURON sehinga dapat menjadi suri tauladan buat hidup dan kehidupan kita bersama, Amin.
Dan mudah-mudahan pula Allah segera metaqdirkan kepada kita semua untuk segera mendapat giliran dipanggil oleh Nabiyullah Ibrahim as. untuk menyempurnakan rukun Islam kita yang kelima yaitu pergi ke Baitullah, Amien 3x Yaa Robbal Alamien ........
أقول قولى هـذا فاســتغفر الله العظــــــيم لى ولكـــم فاستغفــروه ا نّه
هو الغــفو ر الرّحــــــــيم.
Selasa, 24 Mei 2011
MUTIARA KHUTBAH IDUL ADHA 10 DZULHIJJAH 14..... HIJRIYAH
08.31
darussholah
No comments
0 komentar:
Posting Komentar